S A L A K S A N A G A R A adalah
kerajaan pertama di Nusantara yang didirikan oleh ARKHYTIREMA yang
terdiri dari kumpulan-kumpulan negeri. Karena susah penyebutannya
berubah menjadi S A L A K A N A G AR A.

Kerajaan Salakanagara, berdasarkan naskah Wangsakerta-Pustaka
Rajyarajya Bumi Nusantara diperkirakan merupakan kerajaan paling awal
yang ada di Nusantara.
Salakanagara dalam sejarah Sunda (Wangsakerta) disebut juga Rajataputra.
Salaka berarti perak, sedangkan nagara sama dengan kota, sehingga
Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota perak, kota inilah yang
disebut Agyre oleh Ptolemeus tahun 150 M, terletak di daerah Teluk Lada
Pandeglang. Salakanagara awalnya berbentuk suatu masyarakat yang tinggal
di wilayah tersebut, bahkan namanya belum disebut Salakanagara, hanya
dipimpin atau dikelola oleh penghulu. Aki Tirem merupakan penghulu dan
penguasa kampung setempat. Nama lain Aki Tirem Luhurmulya adalah Angling
Dharma dan Wali Jangkung, namun ada pendapat lain bahwa Prabu Angling
Dharma lebih tepat pada Raja Dewawarman. Prabu Angling Dharma terkenal
sebagai kisah cerita rakyat (folkore) masyarakat Bojonegoro.
Raja pertama Kerajaan Salakanagara adalah Dewawarman. Dewawarman yang
merupakan duta dari kerajaan India yang diutus ke Nusantara (Pulau
Jawa), kemudian Dewawarman dinikahkan oleh Aki Tirem Luhurmulya dengan
puterinya bernama Pwahaci Larasati (orang sunda menyebut Dewi Pohaci),
maka setelah Dewawarman menjadi menantu dari Aki Tirem Luhurmulya
diangkatlah Dewawarman menjadi Raja I yang memikul tampuk kekuasaan
Kerajaan Salakanagara. Saat menjadi Raja Dewawarman I dinobatkan dengan
nama Prabhu Dharmalokopala Dewawarman Haji Raksagapurasagara sedangkan
Dewi Pohaci diberi gelar Dwi Dwani Rahayu penyerahan kekuasaan tersebut
terjadi pada tahun 122 M, dan pada saat itu diberlakukan pula
penanggalan sunda yang dikenal dengan Saka Sunda. Rajataputra adalah
ibukota Salakanagara yang hingga tahun 326 M menjadi pusat pemerintahan
Raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I – VIII). Salakanagara berdiri
selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130 M sampai 362 M. Raja
Dewawarman I sendiri hanya berkuasa 38 tahun dan digantikan anaknya yang
menjadi Raja Dewawarman II dengan gelar Prabu Digwijayakasa
Dewawarmanputra.
Penelusuran saya tentang kejayaan kerajaan Sunda yang dimulai dari
Kerajaan Salakanagara diperkuat setelah membaca novel sejarah berjudul
“Perang Bubat” disana dikemukakan pada dasarnya, hampir semua rumpun
yang ada di tanah Jawa ini punya hubungan dengan Sunda. Sang
Wretikandayun, pendiri Kerajaan Galuh, berputra Mandi Minyak. Mandi
Minyak kemudian menjadi Raja di Bumi Mataram. Putra Mandi Minyak
diantaranya adalah Senna. Kemudian Senna ini pun menjadi Raja Mataram.
Senna berputra Sanjaya. Sanjaya ini termasuk ksatria keturunan Sunda
yang gagah dan pandai berperang. Dia menaklukkan beberapa di wilayah
Jawa Tengah. Berhasil menaklukkan kekuatan perompak di Selat Sunda yang
di dukung Kerajaan Sriwijaya. Dan pada akhirnya Sanjaya pun berhasil
mengalahkan pasukan Sriwijaya yang kala itu di perintah oleh Raja
Sriwijaya Kelima.
Bangunan keraton megah yang pertama kali dibuat adalah di Pakuan,
bernama Sri Bima Punta Narayana Madura Suradipati. Arsiteknya adalah
Maharaja Tarusbawa, Raja Kerajaan Sunda. Keraton Kerajaan Sunda yang
kala itu ibu kotanya terletak di Pakuan meiliki arti khusus. Lima
bangunan megah yang berjajar yang disebut sebagai mandala, melambangkan
kekuasaan Kerajaan Sunda. Mandala pertama disebut sebagai “Sri Bima”,
melambangkan wilayah kekuasaan Sunda yang ada di Jawa Kulon. Mandala
kedua diberi nama “Punta” melambangkan kekuasaan Sunda di sebagian
wilayah Sumatra. Mandala ketiga bernama “Narayana” melambangkan
kekuasaan Sunda di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mandala keempat
bernama “Madura”, melambangkan kekuasaan di Madura dan sekitarnya.
Kemudian mandala kelima disebut sebagai “Suradipati” melambangkan
kekuasaan Sunda yang mencakup Bali dan Nusa Tenggara. Atas pengakuan ini
pula, kelak di kemudian hari di Nusantara di kenal wilayah Sunda Besar
dan Sunda kecil.
Kerajaan Majapahit yang kala itu menjadi Kerajaan terbesar di Asia
Tenggara mengakui asal usul kerajaannya, Prabu Rajasanagara atau lebih
dikenal dengan Hayam Wuruk bermaksud untuk meminang Putri mahkota
kerajaan Sunda yaitu Dyah Pitaloka Citraresmi, kehendak Sang Raja sempat
di cegah oleh Mahapatih Gajah Mada dikarenakan Sumpah Amukti Palapa
yang telah terucap oleh Gajah Mada bahwa “Tidak akan makan buah palapa
sebelum Nusantara dipersatukan di bawah Majapahit”, tapi Prabu Hayam
Wuruk mengingatkan kembali bahwa Majapahit ini memiliki riwayat yang
panjang, dan kesemuanya bermuara ke tanah Sunda. Sekarang aku beritahu,
Sunda itu leluhur kami. Kami harus hormat pada mereka. Mungkin ini jadi
masalah berat bagimu. Tundukkanlah seluruh negeri yang ada di Nusantara.
Jadikan mereka negeri bawahan Majapahit kecuali Sunda. Dengan mereka,
bahkan aku ingin mengentalkan kembali kekerabatan, Itulah sebabnya, aku
memutuskan untuk mengambil permaisuri dari tanah Sunda., ” Kata Sang
Prabu.
Jadi cikal bakal Kerajaan Nusantara itu berasal dari Kerajaan
Salakanagara, dari masa kejayaannya hingga masa keruntuhannya
Salakanagara telah melahirkan kerajaan-kerajaan hebat di Nusantara.
Sisa-sisa peninggalan berupa Menhir Cihunjura, dolmen, batu magnit, batu
dakon, air terjun curug putri, pemandian Prabu Angling Dharma terdapat
di Cihunjuran, Citaman, Gunung Pulosari, dan ujung kulon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar